“Saya meyakini bahwa Kecamatan Cisewu merupakan daerah yang cocok untuk saya membuka usaha di bidang kuliner baso tahu. Alasannya, selain yang jualan baso tahu di Cisewu masih kurang, juga banyak saudara saya yang sama membuka usaha kuliner cukup berhasil di Cisewu,” kata Hendra.
Ia menjelaskan, setelah berketetapan hati untuk membuka usaha di Cisewu, semula Henda berjualan baso tahu dengan cara ikut nebeng di kios milik saudaranya. Jualan dengan cara itu boleh dikatakan bisa menambang rupiah cukup lumayan. Namun, karena ia meyakini kalau mau mendapatkan uang lebih besar lagi, maka pola jualannya harus dirubah yaitu dengan cara “menjemput bola”.
Dikatakan Hendra, sejak dua bulan lalu dirinya menjalankan pola jualan baso tahunya dengan cara “menjemput bola”. Saban harinya ia dengan senang melakukan mobilitas dari kampung ke kampung bersama sepeda motor kesayangannya, Yamaha Vega R.
“Dengan cara berjualan keliling ini manfaatnya jelas lebih banyak. Selain saya bisa mengenal banyak kampung (tempat), juga saya bisa bersilaturahmi dengan banyak orang. Kalau berbicara penghasilan, mudah-mudahan dengan banyak silaturahmi, penghasilan pun jadi banyak,” kata ayah dua anak ini.
Hendra menuturkan, selama dua bulan lebih menjadi pedagang baso tahu keliling di Kecamatan Cisewu, sudah satu kali pulang kampung untuk menengok anak dan istrinya sambil mengirim uang yang lumayan.