GOSIPGARUT.ID — Beras bantuan pemerintah untuk warga di Kabupaten Garut yang sudah dikemas dalam karung seberat 10 kilogram (kg), ternyata berkurang timbangannya. Para penerima mengaku kecewa karena berkurangnya jumlah timbangan beras bantuan itu relatif besar.
Seperti yang dialami salah seorang penerima beras bantusn 10 kg dari pemerintah di Desa Cihuni, Kecamatan Pangatikan, Toni Ramdani (43). Saat menimbang ulang bantuan tersebut, ternyata takarannya menyusut 1 kg alias hanya menerima 9 kg.
“Saya menerima beras tersebut dalam keadaan utuh, posisi karung masih terjahit. Saya menerima beras itu langsung dari desa bersama warga lain,” ujar dia.
Karena rasa penasaran Toni pun pergi ke rumah ibunya dan menimbang beras yang masih terjahit itu. Ternyata hal serupa terjadi juga pada penerima lainnya, di mana takaran beras bantuan tidak murni seberat 10 kg. Ada penerima yang cuma menerima 8 kg, 9 kg, bahkan ada pula yang menerima 7 kg.
“Saat itu juga saya bertanya kepada teman saya yang berada di Desa Cimaragas, masih Kecamatan Pangatikan. Kejadiaannya serupa, yaitu beras tidak murni isinya 10 kg,” tambah dia.
Begitu pula dialami Utami, warga Desa Cihuni yang mendapatkan bantuan beras namun tidak sesuai isi timbangannya. “Saya kan punya warung, beras tersebut langsung saya timbang ulang, ternyata beratnya bukan 10 kg seperti yang tertera di warung,” jelasnya.
Toni berinisiatif untuk melaporkan ihwal berkurangnya timbangan beras bantuan itu kepada Kepala Desa Cihuni Firman Maulana.
Kades Firman yang mendapat informasi tersebut langsung mengumpulkan seluruh perangkat desa seraya mengumumkan untuk warga terdekat yang masih memiliki beras utuh belum dibuka jahitan karungnya agar mengumpulkan beras tersebut.