Peristiwa

Suka Duka Remaja Pedagang Keliling di Garut: Sering Dikejar Satpol PP, Namun Pernah Diberi Uang oleh Istri Bupati

×

Suka Duka Remaja Pedagang Keliling di Garut: Sering Dikejar Satpol PP, Namun Pernah Diberi Uang oleh Istri Bupati

Sebarkan artikel ini
Kurniawan, remaja pedagang keliling makanan ringan di Kota Garut. (Foto: Ai Karnengsih)

GOSIPGARUT.ID — Banyak pedagang keliling di Kabupaten Garut yang mengalami manis pahitnya mencari rejeki begitu besar. Tetapi cukup sedikit yang memiliki suka duka berusaha seperti dialami Kurniawan (16), remaja penjual aneka makanan ringan seperti kerupuk kulit, cilok, cimol, telur puyuh, dan cimol ini.

Remaja asal Kampung Tanjungmulya, Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, itu mengaku kerap mengalami suka duka selama keliling jualan makanan yang cukup digandrungi tersebut. Dukanya, yaitu sering dikejar-kejar petugas Satpol PP ketika sedang ada operasi penertiban.

Tetapi dia pun pernah memiliki peristiwa menyenangkan yang mungkin tidak dialami pedagang keliling lainnya, di mana Kurniawan pernah diberi uang oleh istri Bupati Garut, Diah Kurniasari, ketika sedang berjualan di pusat kota Garut.

Baca Juga:   Sepeda Motor Terperosok karena Rem Blong, Ayah dan Tiga Anaknya di Singajaya Luka Parah

“Kadang dikejar-kejar petugas Satpol PP kalau lagi jualan. Tapi saya pernah diberi uang sebesar Rp300 ribu oleh Ibu Bupati Garut,” ucap Kurniawan saat bertemu dan ngobrol dengan Jurnalis GOSIPGARUT.ID waktu ia sedang menjajakan dagangannya di Alun-alun Garut, Rabu (14/6/2023).

Kurniawan menuturkan, demi bisa melanjutkan sekolah yang membuat dia gigih dan pantang menyerah untuk terus berusaha lewat jualan makanan ringan. Bahkan Kurniawan harus siap berjalan kaki menempuh jarak puluhan kilometer guna menjajakan dagangannya yang keuntungannya tidak seberapa itu.

Meski keuntungan yang dia dapatkan tidak seberapa, namun Kurniawan tetap bersyukur karena berkat kerja kerasnya dia bisa melanjutkan sekolah di SMA Islam Terpadu Al- Muttaqin, Kecamatan Samarang.

Baca Juga:   Jatuh Saat Mancing di Sungai Cimanuk, Tia Ditemukan Meninggal Dunia
Kurniawan, remaja pedagang keliling makanan ringan di Kota Garut. (Foto: Ai Karnengsih)

“Orangtua kan hanya buruh tani yang penghasilannya hanya bisa buat makan. Saya disuruh berhenti sekolah karena tidak ada biaya, namun saya tetap ingin sekolah jadi ya untuk menutupi kebutuhan sekolah saya berjualan keliling kemana saja yang ada keramaian,” kata Kurniawan.

Ia menjelaskan, karena sekolah sudah selesai ulangan, maka Kurniawan bisa berjualan sejak pagi. Namun jika masuk sekolah dia biasa berjualan sepulang sekolah.

Saat ditanya tentang cita-citanya, Kurniawan mengaku ingin jadi bos makanan ringan. “Saya ingin jadi bos yang menyediakan makanan buat dijual lagi,” akunya sambil tersenyum.

Baca Juga:   Lima Rumah Panggung dan Satu Permanen Ludes Terbakar di Samarang

Menyinggung soal penghasilannya yang dia dapatkan dari menjajakan makanan ringan, anak pertama pasangan Maya dan Koko itu mengaku tidak menentu. “Kalau jualan sampai menjelang magrib kadang dapat Rp150 ribu, itu diambil ongkos Rp20 ribu dan setor ke bos sesuai barang yang habis terjual,” ungkapnya.

Kurniawan juga mengaku tidak malu meskipun harus berjualan keliling dan kerap dicandai teman-temannya di sekolah. “Gak malu meskipun harus jualan. Kalau saya punya modal ingin punya usaha sendiri, namun tetap tidak akan berhenti kalau jualan mah,” pungkasnya. (Ai Karnengsih)


Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News, WhatsApp Channel dan Telegram Channel
Konten berbayar berikut adalah iklan platform Recreativ, Mixadvert, dan MGID. Gosipgarut.id tidak terkait dengan materi konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *