Ada kesempatan untuk memajukan IT kampus, saya lakukan semampunya, bahkan dengan swadaya sendiri dan bantuan adik-adik tingkat. Ada kesempatan untuk memperoleh bantuan eksternal, saya kerjakan tanpa terpikir sama sekali soal mencari keuntungan finansial dari bantuan tersebut. Saya tidak kaya, tetapi saya merasa cukup kaya dengan membantu.
Namun tentunya ada banyak hal yang dikorbankan. Waktu yang terlalu banyak untuk melayani masyarakat membuat kesempatan mengurus diri sendiri, seperti pangkat, golongan, dan jabatan menjadi sedikit. Sikap loyal seperti itu sedikit banyak berdampak pada keluarga dalam jangka panjang.
Saya meyakini, Tuhan telah menunjukkan isyarat kepada saya tentang kapan harus menyeimbangkan pelayanan kepada diri sendiri dan selainnya, serta memusatkan pandangan pada keluarga, baik dengan atau tanpa meninggalkan Garut. (Penulis adalah akademisi dan relawan TIK Indonesia)