GOSIPGARUT.ID — Kelompok Usaha Bersama (KUB) “Legok Awi” adalah kelompok usaha yang beranggotakan pemuda dari Kampung Legok, Desa Sarimukti, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut. KUB ini lahir berawal dari sulitnya berusaha sebagai imbas dari pandemi Covid-19.
“Berawal dari pandemi Covid-19 yang membuat para anggota tidak bisa berjualan di kota, sehingga membuat anggota berkumpul dan mencari solusi bagaimana caranya bisa berdaya dengan menggunakan swadaya yang ada di Kampung Legok,” ujar Siti Halimah (30), salah seorang inisiator KUB.
Ia menjelaskan, produk yang dihasilkan oleh KUB ini adalah kerajinan bambu dan olahan biji kopi. KUB memilih kedua produk tersebut karena sumber daya yang dibutuhkan semua terdapat di Kampung Legok. Untuk produk kerajinan bambu yang dihasilkan berupa lampu hias dan miniatur dari bambu.
“Sementara untuk produk olahan kopi, berupa biji dan bubuk kopi dari 3 proses kopi, yaitu full wash, natural, dan honey proses,” ujar mantan aktivis pergerakan di kabupaten Garut ini.
Siti menambahkan, harga untuk produk kerajinan bambu antara Rp150 ribu sampai Rp250 ribu, tergantung tingkat kesulitannya. Sedangkan untuk penjualan produk bambu masih di Surabaya.
“Harga untuk produk olahan kopi antara lain proses full wash per kilo Rp250 ribu, proses honey per kilo Rp275 ribu, dan proses natural per kilo Rp300 ribu,” jelasnya.
Siti menuturkan, untuk penjualan kopi sudah menyebar di beberapa daerah antara lain Surabaya, Jombang, Kediri, Bali, Malang, Bandung, Jakarta, dan Palembang.
“Setelah adanya KUB ini kami bisa membangun ekonomi secara bersama yang merupakan cita-cita besar yang dibangun dengan pemikiran bersama dengan harapan berdikari bersama,” ucapnya.
Pengembangan ekonomi yang dibangun bersama-sama ini, kata Siti, akan menghasilkan kekuatan ekonomi yang kokoh yang lahir dari kampung dan menjadi kuat. (Yuyus)